Selasa, 24 September 2013

AKSI GANDA MENANGGULANGI HAMA DAN PENYAKIT PADA PADI

Penggunaan pupuk organik NASA

 AKSI GANDA MENANGGULANGI HAMA DAN PENYAKIT PADA PADI
Pada penyemprotan masal di lahan padi di daerah manisrenggo , klaten, jawa tengah beberapa waktu banyak lalu mengingatkan pada kita bahwa ternyata pada budidaya padi saat ini mulai banyak serangan mulai hama atau penyakitnya. Wabah ini bisa wereng yang meluas hampir di seputaran jawa bahkan sampai diluar jawa, juga walangsangit yang lain sundep, beluk juga mengintai petani sewaktu waktu. Petani juga dihadapkan pada persoalan yang lain lagi adanya penyakit potong leher, becak bergaris atau penyakit yang disebabkan oleh jamur atau bakteri lainnya.Beragamnya berbagai pestisida dan fungisida yang beredar di lapangan cukup membuat petani bingung untuk memilih yang terbaik bagi tanamannya. Pemakaian yang tidak sesuai takaran, pencampuran yang tidak melihat dosis anjuran, penyemprotan yang tidak sesuai standar, disamping itu harga yang lumayan tinggi menjadikan proses pengendalian dan pencegahan hama dan penyakit terkesan asal dan yang Perlakuan pestisida dan fungisida yang kurang bijaksana itu sendiri mengakibatkan hama, jamur dan bakteri makin kebal, makin sulit dikendalikan akibatnya biaya yang dikeluarkan sang petani pun bertambah dan margin keuntungan yang akan didapat jelas akan berkurang seiring dengan pembelian berbagai obat pengendali ini.


PT NATURAL NUSANTARA memberikan solusi jitu dengan sekali semprot membantu petani mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit pada padi. Sejak jaman dahulu orang mulai bercocok tanam padi sebelum ada pestisida maka Gliocladium sp dan Beuveria bassiana memang sudah banyak dilahan kita untuk membantu mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit, namun semenjak hadirnya pestisida dan fungisida maka jamur teman petani ini juga ikut musnah.Dari berbagai kendala yang ada ternyata sudah banyak cara yang dipakai petani namun yang terjadi seperti sekarang ini, wabah, berbagai kasus yang lain. Kembalilah ke semula, kembalilah ke dasar pengendalian bahwa alam ini diciptakan dalam bentuk keseimbangan. Dengan menganut hukum ini maka kasus dan wabah diharapkan sudah mulai berkurang dan tidak ada lagi.

Apa itu NATURAL GLIO ? jamur Gliocladium sp dan Trichoderma dengan kandungan 10 pangkat 15 spora/gramnya mampu mencegah dan mengendalikan jamur jamur yang disebabkan oleh jamur ditanah seperti penyakit potong leher atau blast yang disebabkan oleh Pyricularia grisea, hawar daun atau kresek disebabkan Xanthomonas campestris pv Oryzae Dye, bercak daun Cercocspora, dll.
Apa itu NATURAL BVR ? adalah jamur Beuveria bassiana, dengan kandungan 10 pangkat 10 spora per gram nya mampu mencegah sundep beluk, wereng, walangsangit dan hama lainnya dengan tidak mematikan musuh alaminya.Jadi , dengan sekali semprot, maka hama dan penyakit pada padi serta merta tercegah dan terkendali, dengan didukung sertifikasi serta kualitas yang tidak perlu diragukan maka pemakaian NATURAL GLIO dan NATURAL BVR sangat dianjurkan bagi petani.NATURAL GLIO dan NATURAL BVR adalah produk berkualitas dari PT NATURAL NUSANTARA.



lokasi foto: manis renggo,klaten jawa tengah









.

penggunaan pupuk organik pada lahan sawit

MENJAGA ASET EMAS HIJAU KITA




Budidaya tanaman perkebunan sampai saat ini masih menggiurkan, karena hasilnya yang bernilai ekonomi tinggi. Meski begitu, hendaknya pekebun tidak terlena, dan tetap berperilaku layaknya seorang “konsultan” bagi kebun sendiri. Gejala kekuningan/bintik2 kuning pada daun, bunga yang tak kunjung muncul, atau pelepah yang mulai mengering adalah salah satu cara tanaman berbicara pada kita. Disamping serangan jamur yang menggagalkan pembentukan buah, belum lagi serangan hama-hama lain yang juga turut berpartisipasi negatif bagi mutu dan kelangsungan produktifitas tanaman.

Adapun gejala umum setelah panen raya biasanya terkurasnya unsur2 hara tanah terutama Kalium yang diperparah dengan curah hujan tinggi mengakibatkan gejala daun berbintik kuning dan lambat laun mengering dan patah. Untuk itu bisa segera dilakukan pemupukan dolomite/pengaturan yang dilanjutkan dengan pemberian KCL atau KNO3. Untuk gejala tersebut pemupukan akan lebih baik lagi jika dilengkapi SUPERNASA dengan kebutuhan 5-6 kg/ha. Curah hujan sepanjang tahun iniserta kelembaban yang tinggi memacu munculnya serangan marasmius di ujung batang dan buah. Penanggulangannya perlu segera dilakukan penunasan/pruning dengan tetap mengacu pada umur tanaman. Dalam hal jumlah daun yang disisakan di pokok sehingga sinar matahari dapat menembus kebawah dan meningkatkan suhu mikro. Sedangkan terlambat berbuah adalah suatu gejala yang terjadi pada tanaman yang salah satunya akibat terlambat mendapatkan energy pengganti setelah terkuras dalam memproduksi buah. Untuk hal terakhir ini, penggunaan POWER NUTRITION secara rutin 4 bulan sekali dengan kebutuhan 5-6 kg/ha memberikan hasil yang menggembirakan. Karena memberikan “tenaga ekstra”hingga mampu mempertahankan kelangsungan berproduksi meskipun dalam kondisi iklim yang kurang mendukung (semisal kemarau panjang).



Di samping ketiga hal penting di atas ada satu hal lain yang juga tak kalah penting menyangkut serangan hama ulat api yang biasanya muncul ketika musim panas dimulai. Tingkat kerugian oleh sebab hama ini sangat besar, karena serangan parah akan mengakibatkan tanaman kehilangan daun dan fotosintesis tanaman terganggu sehingga akan menurunkan produksi hingga gagal panen. Problem ini patut diperhatikan dengan cara monitoring atau sensus ulat api sebelum kondisi makin parah. Penggunaan bahan kimia pengendali ulat api yang tidak bijaksana justru akan menimbulkan masalah baru diwaktu–waktu yang akan datang akibat kekebalan hama ataupun karena musnahnya musuh alami. Untuk tanaman karet selain pemupukan secara teratur dan berimbang, perlu juga diantisipasi serangan jamur akar putih terutama untuk tanaman tua atau lahan tanam ulang baru.



Sangat dianjurkan penggunaan GLIO untuk mengurangi resiko dari serangan penyakit yang sangat berbahaya ini, yaitu dengan cara pengocoran  GLIO pada daerah perakaran. Untuk tanaman yang belum menghasilkan umur 1–3 tahun (TBM 1–3) dengan takaran 1 pak  GLIO untuk 25-50 pokok tiap 6 bulan sekali, sedang untuk selanjutnya cukup 1 kali setahun.

penggunaan pupuk organik pada pohon mangga

penggunaan pupuk organik pada pohon mangga

Produksi mangga pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan produktivitas rendah tetapi juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal.

Memperhatikan hal tersebut PT. NATURAL NUSANTARA membantu peningkatan produksi secara kuantitas , kualitas dan kelestarian (Aspek K-3). sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.

AGROEKOLOGI
Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir.

VARIETAS
Varietas yang bernilai jual tinggi antara lain Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.

PERSIAPAN LAHAN
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).

PENANAMAN
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.

PEMUPUKAN
~ Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~
SUPERNASA atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis :
- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
- Alternatif 2 : 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per pohon.
~ Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
~ Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 - 3 bulan sekali.
~ Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember - Desember), akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb:

Umur (th) PK
(kg)
Dosis Pupuk Makro (KG/Pohon)
ZA TSP KCl
1 – 3 20 – 30 0.5 – 1 0.25-0.5 0.25-0.5
4 - 6 30 – 40 1 – 2 0.5 – 1 0.5 – 1
7 – 10 50 – 60 2 – 3 1 – 1.5 1 – 1.5
> 10 50 – 60 3 – 4 1.5 – 2 1.5 – 2

PEMANGKASAN

Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi 50 - 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1- 3 - 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.

PANGKAS PRODUKSI
Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen.

PENDANGIRAN
Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah mati.

MULCHING (MULSA)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.

PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.

INDUKSI BUNGA
Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPERNASA dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.

PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH
Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan :

  1. Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter).
  2. POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).
  3. POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.
Untuk meningkatkan pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah gunakan POWER NUTRITION yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan. Cara aplikasinya adalah : Larutkan 3 sendok makan POWER NUTRITION ke dalam 10 liter air. Siramkan merata pada perakaran di sekitar batang pada pagi atau sore hari. Agar peresapan nutrisi menjadi optimal bisa ditambahkan AERO 810 dalam lautan POWER NUTRION tadi.HAMA DAN PENYAKIT
a. Tip Borer, Clumetia transversa
Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.

b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )
Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA.

c. Ulat Phylotroctis sp.
Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari. Pengendalian dengan PESTONA.

d. Seed Borer, Noorda albizonalis
Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.

e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)
Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan, penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.

f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )
Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah, pemasangan perangkap lalat buah.

g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)
Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok. Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.

h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis
Penyakit ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)

Catatan : Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (0,5 tutup)per tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki

PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 - 1 cm.

semoga bermanfaat,
salam NASA :)